Partai PITA
  Pembukaan
 

PEMBUKAAN

Merdeka !

Pengalaman dan penderitaan di masa krisis yang bersifat multi dimensional telah memberi pelajaran sangat berharga dalam membangun masa depan tanah air. Pelajaran berharga yang dimaksud adalah bahwa krisis multi dimensional yang kita rasakan sampai hari ini belum teratasi, tidak disebabkan semata-mata masalah ekonomi saja, tetapi terkait masalah penyalahgunaan kekuasaan dalam penyelenggaraan negara, baik di bidang politik, hukum, dan militer. Begitu pula upaya untuk melakukan pemulihan ekonomi terbukti tidak bisa diatasi dengan melakukan pendekatan ekonomis semata, karena upaya pemulihan ekonomi menuntut adanya prasyarat berupa stabilitas politik, pemerintahan, kepastian hukum. Oleh karena itu upaya untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) perlu pendekatan dan pemecahan secara komprehensif dari semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka dalam menyusun Pola dan Rencana Pembangunan tidak bisa hanya berpikir parsial tetapi harus terpadu.

Berdasarkan hasil Amandemen atas UUD 1945 yang keempat, dalam melaksanakan pembangunan nasional dewasa ini kita tidak lagi mempunyai GBHN. Presiden terpilih, siapapun orangnya, tidak lagi dibebani untuk melaksanakan sebuah Garis Besar Haluan Negara sebagaimana dulu ditetapkan oleh MPR. Wajah Indonesia lima tahun ke depan sepenuhnya tergantung dari pola pikir atau sering disebut visi dan misi Presiden yang bersangkutan.

Bapak pendiri bangsa ini selalu mengingatkan bahwa “History is a continuity, today we live. From the past we have the strength to build the future”. Arti peringatan itu adalah bila kita ingin membangun masa depan bangsa yang gemilang dan jaya, kita diwajibkan untuk menyadari adanya kesinambungan sejarah tersebut. Masa lampau berisi kekuatan dan kelemahan, keberhasilan dan kegagalan.

Sebagai bangsa yang cerdas kita harus mampu memetik pelajaran yang sangat berharga dari tiap kurun waktu sejarah, untuk mencegah terulangnya kesalahan yang sama.

Tuhan Yang Maha Kuasa telah menganugerahkan kepada segenap bangsa Indonesia sebuah tanah air yang subur dan kaya sumber daya alam di darat, di laut, dan di udara, serta posisi Indonesia yang sangat strategis. Dalam menatap masa depan, ada beban sejarah yang bersama-sama kita pikul yaitu mewujudkan NKRI ini sebagai negara yang berisi masyarakat  adil  dan  makmur.   Disamping   itu   sebagai   satu   Negara Kepulauan yang besar di dunia, dengan posisi yang strategis sebagai Negara Nusantara, kita juga punya beban sejarah untuk mampu mewujudkan NKRI ini menjadi satu Negara Maritim yang besar dan kuat di dunia.

Cita-cita besar tersebut dapat terwujud bila kita mempunyai strategi politik pembangunan yang tepat yang mendasarkan pada kondisi obyektif dan faktor eksistensial Indonesia sebagai negara yang

 merdeka dan berdaulat.  Ditiadakannya GBHN berarti tidak saja tahun 2004, tetapi juga tahun 2009 dan seterusnya bila ada pergantian Presiden, Presiden baru mempunyai hak untuk menentukan visi dan misi yang lain lagi. Dengan demikian masa depan Indonesia sejak tahun 2004 dan seterusnya karena tidak lagi ada GBHN, tidak memiliki pegangan dan arah yang jelas dan pasti. Hal ini dapat dicegah bila kita telah mempunyai strategi politik yang tertuang dalam Pola Dasar dan Rencana Pembangunan Negara yang disepakati bersama. Tanpa hal itu secara ideologis dan konstitusional tidak ada jaminan bahwa cita-cita nasional yang dicetuskan pada tanggal 17 Agustus 1945 dan tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 akan dapat terwujud. Bahkan bila salah arah, nasib Negara Proklamasi sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bisa berada di ujung kehancuran.

Faktor-faktor itulah yang mendorong penulis untuk mempersembahkan sebuah pemikiran tentang Pola  Dasar  dan  Rencana

Pembangunan Negara dengan pendekatan baru, sebagai sumbangsih dan pengabdian kepada bangsa yang telah berjuang berpuluh-puluh tahun untuk mewujudkan terbentuknya NKRI ini. Itulah sebabnya maka sumbangsih ini diberi judul : “Pola dan Rencana Pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau disingkat dengan PORENBANG NKRI”.

            Semoga keprihatinan ini menjadi milik bangsa Indonesia dan Sumbangsih ini dapat menggugah semangat rakyat untuk mempertahankan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 dan sekaligus menggugah tekad bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Maritim yang besar didunia.

Semoga !

                                                                                               Penulis,

 

 

 

                                                                         Prof. Dr. M. Dimyati Hartono, SH

                                                                          Pakar Hukum Laut Internasional

 
 
  Today, there have been 30 visitors (34 hits) on this page!

COPYRIGHT 2007

 
 
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free